SNNU Prov. Sulsel Bersama LDNU Membentuk ” Kegiatan Majelis Ngopi” Ini Tujuannya

News135 Dilihat

BONE – Penaaktual.com – Ketua Pengurus Wilayah (PW) Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Provensi Sulsel Agil Mappatunru didampingi wakil ketuanya Asdar Marsuki menyampaikan rencananya akan membentuk satu kegiatan bernama “Majelis Ngopi” yang mengarah pada kegiatan keagamaan , budaya , sosial setiap 2 bulan sekali .

Hal itu disampaikan saat di temui di kedai 97 jalan Langsat Sabtu (03/2/2024) malam, dimana juga nanti akan di pusatkan ditempat yang sama yang awalnya dikenal sebagai kedai kopi dan sekretariat IKA SMAN 1 Bone direncanakan sebagai pusat kegiatan multifungsi, dengan fokus pada Majelis Ngopi

Kedai Ngopi ini akan membahas kitab kitab aswajah seperti barasanji dan lainnya yang sifatnya mengarah kedakwah.Acara Majelis Ngopi di isi oleh Lembaga Dakwa Nahdatul Ulama (LDNU) kerjasama dengan Serikat Nelayan Nahdatul Ulama ( SNNU) dan dibawakan oleh LBNU berupa kajian kajian ke kitab Aswajah seperti barasanji

Baca Juga:  Dianggap sukses Menyelenggarakan Pemilu 2024, PJ. Gubernur Sulsel Serahkan Piagam Penghargaan Kepada Pj. Bupati Bone di Rangkaian Lounching program gerakan sedekah pohon

Tujuannya adalah mengembalikan pemahaman khususnya kepada generasi muda tentang ajaran Aswaja yang selama ini mungkin terdistorsi atau kurang dipahami dengan baik.

Kata Agil Mappatunru Yang mendorong dirinya untuk membuat “Majelis Ngopi” ini ia melihat adanya pergeseran nilai nilai dari generasi generasi sekarang , apalagi kata dia ada beberapa teman2, kelompok2 yang bisa membeda2kan amalan dan Aswaja yang sudah dari dulu dilakukan oleh orang tua kita .

Baca Juga:  Sidang Paripurna Istimewa Menjadi Puncak HJB ke 694 Dengan Tema 'Mattuppu Ri Ade’e Mappasanre Ri Sara’e"

Dia mencontohkan praktik-praktik seperti membaca Barzanji saat pindah rumah atau mengikuti adab-adab masuk ke rumah,”itukan amalan Aswaja ada kitab yang kita baca cuman tidak tersampaikan ke generasi2 sekarang ” jelas Agil

“Kami coba menarik kembali kitab kitab itu bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua kita ada acuannya , ada kitabnya itu yang kita coba bedah kembali ” kata Agil lagi

Lanjutnya, Jadi kita coba mengkafer itu dengan menghadirkan kitab kitab yang sudah ada dan nanti sasaran yang di inginkan lebih kepada mahasiswa mahasiswa yang lebih kritis juga orang orang berusia 40 tahun keatas yang masih kurang paham .

Baca Juga:  Gandeng Anggota Komisi IV DPR RI, BP2MHKP Makassar Gelar Bulan Mutu Karantina Di Desa Libureng Kecamatan Tonra

“Kegiatan di kedai 97 ini akan di ramu secara tematik , selain membahas kajian kajian Aswajah juga termasuk kajian kajian ekonomi yang akan di combain selain berdakwa ada juga sosial moralnya , yang jelas semua cikal bakalnya dari kedai 97.” Ujarnya

Dirinya berharap generasi muda dapat menghargai nilai-nilai tradisional yang diwariskan oleh leluhur, serta memperkuat pemahaman tentang ajaran agama yang sesuai dengan tradisi dan kearifan lokal jikapun nantinya mendapat antusiasme dan partisipasi masyarakat cukup tinggi, maka kegiatan ini dapat dipindahkan ke tempat yang lebih representatif di masa mendatang.

Komentar